Selamat IDUL FITRI 1430 H

Rabu, 24 Desember 2008

Seberapa Ikhlas kita...?

Ada banyak hal yang menyenangkan hati di kehidupan ini, dan ada juga yang tidak menyenangkan. Tapi bagi seorang mukmin, semua keadaan akan menyenangkan hati.

Sebagaimana kita ridha menerima datangnya siang, maka kita juga harus ridha menerima datangnya malam. Sebagaimana kita senang menjalani kehidupan yang terang, maka kitapun harus siap dengan datangnya kegelapan.

Betapapun ia sunnatullah di kehidupan ini. Satu hal yang harus kita yakini adalah di mana pun situasi kita berada, ada Allah yang senantiasa menemani. Susah senang adanya di hati. Gelap terang, bukan di mata. Barangkali, ikhlas menjalani hidup ini, pun merupakan pelajaran tauhid yang senantiasa akan diperlukan sebagai bekal di kehidupan ini.

Orang-orang yang punya hutang, misalnya, ketika ia kemudian menyadari bahwa ia tidak bisa bayar hutang-hutangnya, ketakutan demi ketakutan akan menghantui kehidupannya.

Takut dipenjara, takut ketahuan sama keluarga, takut dilecehkan tetangga dan saudara-saudara, takut kehilangan muka, takut merugikan orang lain (yang sebenernya sudah terjadi), dan takut sama kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya belum terjadi! bahkan takut sama bayangannya sendiri.

Jadilah kemudian mereka gelap di tengah dunia yang semestinya terang. Sendirian di saat dunia ini begitu penuh dengan manusia. Kesepian di saat dunia ini ramai. nggak berani keluar rumah. nggak berani ketemu orang. nggak berani menegakkan muka. Bahkan nggak berani membuka mata! Inginnya kabur saja, bahkan tidak jarang mau mati saja. 

Hidup lantas jadi cape, letih, lelah. Semakin dicari itu solusi, semakin membuahkan masalah-masalah baru. Orang-orang yang gagal ini kebanyakan sebab gagal memikirkan Allah, tuhannya.

Yang ia pikirkan, nasibnya, nasibnya, nasibnya....

Bukan memikirkan kelakuan-kelakuannya kepada Allah dan rizki-Nya yang selama ini kita sudah tidak syukur kepada-Nya.

tidak malukah kita?...dibanding ke NikmatNya yg telah kita cecap, maka kesengsaraan, ujian maupun cobaan yang kita rasakan masih jauh nilainya.

maka alangkah lebihnya jika kita memilih ikhlas menjalani kesusahan, sebagai penerimaan rangkaian akibat dari kejauhan kita dari Allah.

Betul, saya yakinkan diri kita, alih-alih saya memikirkan solusi, lebih baik akhirnya saya memikirkan Dia dan Dia.

kejar Dia, songsong Dia....jika sudah digapai pegang erat-erat dan jangan pernah lagi dilepaskan...

Perjalanan hidup yang melenceng jauhlah penyebab keterpurukan kita semua, melenceng dari tujuan diciptakan-Nya kita; yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

(al fakir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar